Kamis, 09 April 2009

Tentang Saya

saya adalah anak pertama dari 5 bersaudara, usia saya baru 21 tahun n pada usia saya yang ke-20 saya terkena penyakit lupus (SLE), awalnya saya tidak tahu ini penyakit apa, tapi semenjak saya divonis dokter bahwa saya terkena penyakit lupus saya pun berusaha untuk mencari tau apa itu penyakit lupus, setelah saya mencari tau akhirnya saya menemukan jawabannya,,penyakit lupus itu adalah penyakit yang menyerang autoimun saya...
saya penasaran, saya terus menelusuri tentang penyakit ini dan setelah saya mengathui bahwa penyakit ini hampir sama dengan penyakit HIV,,saya pun takut,,tapi setelah saya tahu bedanya antara penyakit lupus dengan penyakit HIV saya pun lega,.
bedanya penyakit ini adalah kalau HIV kekebalan tubuhnya tambah hari tambah menurun sedangkan lupus kekebalan tubuhnya hiperaktif..kalau penyakit HIV menular sedangkan penyakit LUPUS tidak menular.
penyakit lupus ini adalah penyakit keturunan, orang-orang yang mempunyai keluarganya terkena penyakit lupus, ini dicurigakan terkena penyakit ini sekitar 5-20% dari orang normal. besar kemungkinan orang-orang yang tekena lupus adalah untuk orang kulit hitan seperti afrika dan amerika kemungkinannya 1:250, orang kulit putih kemungkinannya 1:1000, orang latin kemungkinannya 1:500, sedangkan orang asia belum ada angka yang pasti................

Lupus Eritematosus Sistemik - Penyakit dengan 1001 wajah

Lupus... Penyakit dengan 1001 wajah (banyak amat yaa??!!), ya istilah ini diberikan kepada penyakit ini karena memiliki berbagai gejala yang berbeda-beda. Sehingga seringkali penyakit ini sulit dikenali dan didiagnosis.

Lupus merupakan suatu penyakit karena kelainan sistem pertahanan tubuh. Pertahanan tubuh yang seharusnya melindungi, kini malahan menyerang tubuh kita sendiri. Penyebabnya, sampai saat ini diduga kuat adalah kelainan genetik (dengan beberapa gen, yang saya kira tidak perlu dijelaskan disini :D)...

Gejala penyakit ini begitu banyak, karena memang sistem imun (pertahanan tubuh) kita menyerang berbagai organ. Ada 11 kriteria diagnosis untuk LES ini.

1. Malar rash, artinya adanya bercak kemerahan di kulit, yang sangat khas adalah bentuk kupu-kupu (butterfly rash) di muka penderita LES (gambar diambil dari www.nucleusinc.com).

2. Discoid rash, disni ada bentuk jaringan parut kemerahan yang timbul, dan meninggi daripada kulit disekitarnya.

3. Fotosensitivitas, biasanya penderita LES mengalami keluhan-keluhan keluarnya kemerahan ketika terpapar dengan sinar ultraviolet dari matahari

4. Luka/sariawan di mulut

5. Nyeri sendi yang melibatkan lebih dari 1 sendi, bisa disertai pembengkakan di sendi.

6. Serositis, yakni adanya peradangan pada selubung jantung atau selubung paru-paru sesuai dengan pemeriksaan dokter

7. Gangguan ginjal. Kelainan pada ginjal merupakan kelainan yang sering menyebabkan kematian. Gagal ginjal dapat terjadi pada penderita LES, oleh karenanya deteksi dini penyakit LES harus disertai dengan pemeriksaan air seni, untuk segera mendeteksi kelainan pada ginjal.

8. Gangguan darah. Biasanya berupa anemia

9. Gangguan neurologi, bisa berupa kejang atau gangguan kejiwaan lain.

10. Gangguan imunologis, yang dibuktikan lewat pemeriksaan darah

11. Antibodi antinuklear atau ANA. Pemeriksaan ini yang seringkali digunakan untuk menegakkan diagnosis LES.

Penyakit LES sampai saat ini tidak dapat diobati. Kita hanya dapat mengontrol dan mengendalikan serangan dengan cara ya menurunkan aktivitas sistem pertahanan tubuh yang berlebihan.

Ingat, penyakit ini bisa berbahaya bila memang tidak diobati dan dikontrol. Segera kontrol ke dokter atau rumah sakit bila memang memiliki tanda-tanda di atas.

Sitemic Lupus Erythematosus(SLE)


Lupus Eritematosus Sistemik

Hampir semua gejala dimiliki oleh penyakit ini. Gejala yang ada juga dapat menyerupai gejala penyakit lain sehingga seringkali didiagnosa sebagai penyakit lain. Sebab itu, penyakit ini sering disebut sebagai penyakit penyelinap dan penyakit peniru.

Julukan lain penyakit ini adalah penyakit dengan seratus wajah. Selain itu, penyakit ini juga kerap disebut sebagai penyakit silent killer sebab jika tidak diketahui keberadaannya, sangat mematikan. Nama penyakit dengan berbagai nama ini adalah lupus.

Nama ilmiahnya lupus eritematosus sistemik (LES), namun lebih sering disebut lupus. Sedangkan penderitanya disebut sebagai "odapus", orang dengan lupus.

Berbagai keluhan seperti demam bukan karena infeksi, penurunan berat badan, cepat lelah, nafsu makan menurun, rambut rontok, pegal linu, radang sendi, gangguan darah, gangguan syaraf, tukak mulut, dan peka terhadap sinar matahari sampai timbul bercak kupu-kupu di muka sering dirasakan penderita lupus.

Namun, keluhan yang dirasakan antara penderita yang satu dengan penderita yang lain berbeda. Sebagai patokan apabila seseorang mengalami empat gejala, maka
sudah dapat dikatakan positif mengidap lupus.

Lupus dikelompokkan dalam penyakit auto-imun. Pada penderita lupus tubuh
membuat antibodi dalam jumlah banyak yang sifatnya bukan melindungi tubuh namun justru menyerang tubuh sendiri. Sifat merusak diri sendiri inilah yang membuat lupus disebut penyakit auto-imun.

Secara garis besar ada tiga jenis lupus, yaitu LES (lupus eritematosus
sistemik), lupus diskoid, dan lupus obat. LES menyerang dan menimbulkan komplikasi pada organ-organ dalam tubuh seperti ginjal, paru-paru, otak, jantung,
sendi, dan lain-lain. Lupus diskoid adalah lupus kulit dengan manifestasi
beberapa jenis kelainan kulit. Sedang lupus obat adalah lupus yang timbul akibat efek samping obat. Lupus jenis ini biasanya akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat yang menimbulkan efek samping itu.

Setiap orang dapat terserang lupus. Namun umumnya adalah para perempuan yang
berada dalam usia produktif. Sedang mengenai penyebab, sejauh ini belum dapat diketahui. Sejumlah faktor risiko yang berpotensi menimbulkan lupus yaitu faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, faktor hormonal dapat menyebabkan lupus meskipun yang paling dominan adalah karena faktor genetik.

Jika seorang ibu menderita lupus maka anaknya atau anggota keluarga lainnya punya kecenderungan terjangkit penyakit ini. Jadi tidak ada virus menular seperti halnya AIDS, yang kalau si anak lahir maka secara otomatis akan terkena juga penyakit tersebut.

Faktor lingkungan bisa berupa paparan sinar ultraviolet, infeksi, stres, dan obat-obatan. Faktor lingkungan bukanlah faktor dominan karena masih dapat disiasati. Seperti misalnya, menyiasati paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan tabir surya atau sun block.

Deteksi terhadap lupus sebenarnya mudah jika para dokter sudah memiliki kemampuan dasar untuk mendiagnosis penyakit ini. Sayangnya, hingga sekarang masih sedikit dokter yang memiliki kemampuan dalam mendiagnosis penyakit lupus.

Akibatnya, semakin banyak anggota masyarakat yang terkena penyakit ini namun tidak mendapatkan penanganan yang semestinya. Kini, penderita yang terdaffar di Jakarta sudah mencapai sekitar 400 orang. Jumlah ini belum termasuk yang di luar Jakarta.

Pengobatan utama terhadap lupus adalah dengan memberikan kortikosteroid. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan dalam dosis tinggi, perlu dipikirkan untuk memberi tambahan obat lain seperti imuran, endoxan, dan methotrexate. Ini dimaksudkan agar efek kortikosteroid tidak terlalu berat.

Dengan pengobatan yang tepat dan terawasi, lupus kini tak lagi menjadi penyakit yang merenggut banyak nyawa penderitanya. Angka kematian sudah dapat ditekan hingga di bawah 10 persen. Bahkan sebagian penderita, dapat sembuh total. Sementara itu sebagian lagi tak sembuh secara total, namun kondisi penyakit terkontrol, seperti halnya pada penderita kencing manis atau tekanan darah tinggi.

Para odapus pun tak perlu khawatir sebab lupus tak membuatnya menghambat penderita melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan tak sedikit dari mereka yang tetap eksis dengan karirnya walau mengidap penyakit Lupus. Odapus pun, yang sebagian besar kaum hawa ini tak perlu khawatir. Mereka tetap bisa hamil
dan punya anak.


(Sumber:detikhealth.com)