Lupus Eritematosus Sistemik
Hampir semua gejala dimiliki oleh penyakit ini. Gejala yang ada juga dapat menyerupai gejala penyakit lain sehingga seringkali didiagnosa sebagai penyakit lain. Sebab itu, penyakit ini sering disebut sebagai penyakit penyelinap dan penyakit peniru.
Julukan lain penyakit ini adalah penyakit dengan seratus wajah. Selain itu, penyakit ini juga kerap disebut sebagai penyakit silent killer sebab jika tidak diketahui keberadaannya, sangat mematikan. Nama penyakit dengan berbagai nama ini adalah lupus.
Nama ilmiahnya lupus eritematosus sistemik (LES), namun lebih sering disebut lupus. Sedangkan penderitanya disebut sebagai "odapus", orang dengan lupus.
Berbagai keluhan seperti demam bukan karena infeksi, penurunan berat badan, cepat lelah, nafsu makan menurun, rambut rontok, pegal linu, radang sendi, gangguan darah, gangguan syaraf, tukak mulut, dan peka terhadap sinar matahari sampai timbul bercak kupu-kupu di muka sering dirasakan penderita lupus.
Namun, keluhan yang dirasakan antara penderita yang satu dengan penderita yang lain berbeda. Sebagai patokan apabila seseorang mengalami empat gejala, maka
sudah dapat dikatakan positif mengidap lupus.
Lupus dikelompokkan dalam penyakit auto-imun. Pada penderita lupus tubuh
membuat antibodi dalam jumlah banyak yang sifatnya bukan melindungi tubuh namun justru menyerang tubuh sendiri. Sifat merusak diri sendiri inilah yang membuat lupus disebut penyakit auto-imun.
Secara garis besar ada tiga jenis lupus, yaitu LES (lupus eritematosus
sistemik), lupus diskoid, dan lupus obat. LES menyerang dan menimbulkan komplikasi pada organ-organ dalam tubuh seperti ginjal, paru-paru, otak, jantung,
sendi, dan lain-lain. Lupus diskoid adalah lupus kulit dengan manifestasi
beberapa jenis kelainan kulit. Sedang lupus obat adalah lupus yang timbul akibat efek samping obat. Lupus jenis ini biasanya akan sembuh sendiri dengan memberhentikan obat yang menimbulkan efek samping itu.
Setiap orang dapat terserang lupus. Namun umumnya adalah para perempuan yang
berada dalam usia produktif. Sedang mengenai penyebab, sejauh ini belum dapat diketahui. Sejumlah faktor risiko yang berpotensi menimbulkan lupus yaitu faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, faktor hormonal dapat menyebabkan lupus meskipun yang paling dominan adalah karena faktor genetik.
Jika seorang ibu menderita lupus maka anaknya atau anggota keluarga lainnya punya kecenderungan terjangkit penyakit ini. Jadi tidak ada virus menular seperti halnya AIDS, yang kalau si anak lahir maka secara otomatis akan terkena juga penyakit tersebut.
Faktor lingkungan bisa berupa paparan sinar ultraviolet, infeksi, stres, dan obat-obatan. Faktor lingkungan bukanlah faktor dominan karena masih dapat disiasati. Seperti misalnya, menyiasati paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan tabir surya atau sun block.
Deteksi terhadap lupus sebenarnya mudah jika para dokter sudah memiliki kemampuan dasar untuk mendiagnosis penyakit ini. Sayangnya, hingga sekarang masih sedikit dokter yang memiliki kemampuan dalam mendiagnosis penyakit lupus.
Akibatnya, semakin banyak anggota masyarakat yang terkena penyakit ini namun tidak mendapatkan penanganan yang semestinya. Kini, penderita yang terdaffar di Jakarta sudah mencapai sekitar 400 orang. Jumlah ini belum termasuk yang di luar Jakarta.
Pengobatan utama terhadap lupus adalah dengan memberikan kortikosteroid. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan dalam dosis tinggi, perlu dipikirkan untuk memberi tambahan obat lain seperti imuran, endoxan, dan methotrexate. Ini dimaksudkan agar efek kortikosteroid tidak terlalu berat.
Dengan pengobatan yang tepat dan terawasi, lupus kini tak lagi menjadi penyakit yang merenggut banyak nyawa penderitanya. Angka kematian sudah dapat ditekan hingga di bawah 10 persen. Bahkan sebagian penderita, dapat sembuh total. Sementara itu sebagian lagi tak sembuh secara total, namun kondisi penyakit terkontrol, seperti halnya pada penderita kencing manis atau tekanan darah tinggi.
Para odapus pun tak perlu khawatir sebab lupus tak membuatnya menghambat penderita melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan tak sedikit dari mereka yang tetap eksis dengan karirnya walau mengidap penyakit Lupus. Odapus pun, yang sebagian besar kaum hawa ini tak perlu khawatir. Mereka tetap bisa hamil
dan punya anak.
(Sumber:detikhealth.com)